Pages

Ads 468x60px

Labels

Selasa, 06 Maret 2012

Terjemahan Transkrip Pidato Obama di Berlin

Terima kasih kepada warga Berlin dan kepada rakyat Jerman. Saya mengucapkan terima kasih kepada Kanselir Merkel dan Menteri Luar Negeri Steinmeier atas keramahan menyambut saya sebelumnya hari ini. Terima kasih Walikota Wowereit, Senat Berlin, kepolisian, dan terutama, terima kasih atas sambutan ini.
Saya datang di Berlin sebagaimana banyak warga negara Amerika telah datang sebelumnya. Malam ini, saya berbicara kepada Anda bukan sebagai seorang calon Presiden, tetapi sebagai seorang warga negara – seorang warga negara Amerika yang bangga – dan seorang warga dunia.
Saya tahu saya tidak kelihatan seperti orang-orang Amerika yang berbicara sebelumnya di kota agung ini. Perjalanan yang membawa saya ke sini adalah aneh.
Ibu saya lahir di heartland Amerika, tetapi ayah saya besar di Kenya menggembalakan kambing – kambing. Ayahnya – kakek saya – adalah seorang jurumasak, seorang pelayan domestik orang Inggris.
Pada puncak Perang Dingin, ayah saya memutuskan, seperti kebanyakan orang di sudut-sudut terlupakan di berbagai belahan dunia, bahwa hasratnya – mimpinya – menuntut kebebasan dan kesempatan yang dijanjikan oleh Barat. Maka ditulisnyalah banyak surat ke universitas-universitas di seluruh Amerika sampai seseorang, di suatu tempat, menjawab doanya untuk menikmati suatu kehidupan yang lebih baik.
Itulah alasan mengapa saya di sini. Dan Anda sekalian berada di sini karena juga mengetahui hasrat, mimpi itu. Kota ini – kota dari seluruh kota – mengetahui tentang mimpi akan kebebasan. Dan Anda sekalian tahu bahwa satu-satunya alasan kita berkumpul di sini malam ini adalah karena masyarakat dari kedua negara kita, datang bersama-sama untuk berkarya, berjuang, dan berkorban untuk merealisasikan mimpi akan kehidupan yang lebih baik itu.
Kebersamaan kita adalah kemitraan yang sungguh-sungguh dimulai enam puluh tahun lalu pada musim panas ini, pada suatu hari di saat pesawat pertama Amerika mendarat di Templehof.
Pada saat itu, sebagian besar benua ini masih berupa puing-puing kehancuran. Reruntuhan kota ini – ketika itu – masih perlu dibangun menjadi sebuah dinding tembok. Bayang-bayang Soviet telah menyapu seluruh Eropa Timur, sementara di Barat, Amerika, Inggris, dan Perancis menginventarisasi kerugian mereka, dan menimbang-nimbang bagaimana membangun kembali.
Di sinilah kedua pihak bertemu. Dan pada tanggal 25 Juni 1948, orang-orang Komunis memilih memblokade bagian barat kota ini. Mereka memutuskan rantai makanan dan pasokan kepada lebih dari dua juta orang Jerman dalam usaha mematikan nyala terakhir api kebebasan di Berlin.
Kekuatan angkatan bersenjata kita bukanlah tandingan dari kekuatan angkatan bersenjata Uni Soviet yang dahsyat. Kemunduran angkatan bersenjata saat itu bisa saja memberikan peluang bagi Komunis untuk menguasai Eropa. Barangkali berakhirnya sebuah perang memberikan peluang terjadinya perang baru. Berlin-lah yang berdiri dalam situasi sulit itu.
Di saat itulah operasi udara besar-besaran berlangsung – ketika usaha penyelamatan terbesar dan hampir tak mungkin dalam sejarah membawa makanan dan pengharapan kepada penduduk kota ini.
Keberhasilan jauh dari bayangan. Di musim dingin itu, kabut tebal mengisi angkasa, dan banyak pesawat yang dipaksa kembali tanpa bisa mendrop pasokan kebutuhan. Jalan-jalan di mana kita berdiri saat ini penuh dengan keluarga yang lapar dan jauh dari kenyamanan akibat sengatan dinginnya musim dingin.
Akan tetapi pada jam-jam tergelap, masyarakat Berlin tetap mempertahankan nyala api pengharapan itu. Masyarakat Berlin menolak menyerah. Dan pada suatu hari di musim gugur, ratusan ribu orang Berlin datang kemari, ke Tiergarten, dan mendengarkan Walikota yang menghimbau dunia untuk tidak menyerah meraih kebebasan. “Hanya ada satu kemungkinan,” katanya. “Bagi kita untuk bersama-sama dan bersatu sampai peperangan kita menangi… Masyarakat Berlin telah berbicara. Kita telah melaksanakan tugas kita, dan kita akan tetap melakukan kewajiban kita. Masyarakat dunia: lakukanlah kewajibanmu sekarang … Masyarakat dunia, tataplah Berlin!”
Masyarakat dunia, tataplah Berlin!
Lihatlah Berlin, di mana orang-orang Jerman dan Amerika belajar bekerja bersama dan mempercayai satu sama lain kurang dari tiga tahun setelah saling berhadapan di medan perang.
Tataplah Berlin, di mana tekad suatu masyarakat bertemu dengan kemurahan hati Rencana Marshall (Marshall Plan) dan menciptakan sebuah mukjizat Jerman; di mana kemenangan atas tiran melahirkan NATO, aliansi terbesar yang pernah dibentuk untuk mempertahankan keamanan kita bersama.
Lihatlah Berlin, di mana lobang-lobang peluru di dinding-dinding bangunan dan batu-batu dan pilar-pilar pertanda kesedihan dekat Gerbang Branrsadenburg bersikeras meminta agar kita tidak pernah melupakan kemanusiaan kita bersama.
Masayarakat dunia – lihatlah Berlin, di mana sebuah tembok telah runtuh, sebuah benua bersatu, di mana sejarah membuktikan bahwa tidak ada tantangan yang terlalu besar bagi dunia yang bersatu.
Enam puluh tahun setelah operasi udara besar-besaran, kita dipanggil kembali. Sejarah telah menuntun kita kepada sebuah persimpangan baru, dengan janji baru dan bahaya baru yang besar. Ketika Anda, masyarakat Jerman, meruntuhkan tembok itu, dinding yang memisahkan Timur dan Barat, kebebasan dan tiran, ketakutan dan pengharapan, dinding-dinding pada runtuh di seluruh dunia. Dari Kiev ke Cape Town, tenda-tenda penjara ditutup, dan pintu-pintu demokrasi dibuka.
Pasar-pasar pun dibuka, dan penyebaran informasi dan teknologi mengurangi hamabatan bagi kesempatan dan kesejahteraan. Sementara abad 20 mengajar kita bahwa kita memiliki nasib yang sama, abad 21 telah mengungkapkan sebuah dunia yang saling berhubungan lebih dari pada masa-masa sebelumnya dalam sejarah manusia.
Runtuhan tembok Berlin membawa harapan baru. Akan tetapi kedekatan itu telah memunculkan bahaya-bahaya baru – bahaya-bahaya yang tidak dapat dikungkung dalam batas-batas sebuah negara atau oleh jarak sebuah samudera.
Para teroris 11 September membuat plot di Hamburg dan berlatih di Kandahar dan Karachi sebelum membunuh ribuan orang yang datang dari seluruh dunia di daratan Amerika.
Sambil kita bicara ini, mobl-mobil di Boston dan pabrik-pabrik di Beijing sedang mencairkan gunung-gunung es di Arktika, menaikkan garis-garis pantai di Atlantik, dan mendatangkan kekeringan kepada para petani dari Kansas sampai ke Kenya.
Bahan-bahan nuklir yang tidak terjaga baik di bekas Uni Soviet, atau rahasia-rahasia seorang ilmuwan di Pakistan dapat membantu membuat bom yang bisa meledak di Paris. Ladang-ladang ganja di Afganistan menjadi heroin di Berlin. Kemiskinan dan kekerasan di Somalia melahirkan teror hari esok. Genosida di Darfur mempermalukan suara hati semua orang.
Dalam dunia yang baru ini, arus-arus bahaya semacam itu telah mengalir lebih cepat dari kecepatan usaha kita untuk mengendalikannya. Itulah alasan mengapa kita tidak boleh terpecah. Tidak ada satu negara, yang besar dan kuat sekalipun, mampu mengalahkan tantangan-tantangan itu sendirian. Tidak ada seorang pun dari kita yang menyangkal ancaman-ancaman ini, atau lari dari tanggung jawab untuk menghadapinya. Namum di tengah ketiadaan tank-tank Soviet atau tembok yang mengerikan itu, kita mudah melupakan kebenaran ini. Dan apabila kita jujur di antara kita, kita tahu bahwa kadang-kadang, pada dua sisi Atlantik, kita tercerai berai dan melupakan nasib bersama kita.
Di Eropa, pandangan bahwa Amerika merupakan bagian yang telah menjadi salah di dunia ini – daripada sebuah kekuatan yang membantu membenarkannya – telah menjadi pandangan yang sangat umum. Di Amerika, terdapat suara-suara yang mencibir dan menyangkal pentingnya peran Eropa dalam keamanan dan masa depan kita.
Kedua pandangan itu kehilangan kebenaran – bahwa masyarakat Eropa sekarang ini menanggung beban dan tanggung-jawab yang lebih besar di bagian-bagian kritis di dunia; dan sama seperti pangkalan – pangkalan Amerika yang dibangun pada akhir abad lalu masih membantu mempertahankan keamanan benua ini (Eropa), demikian juga negara kami (Amerika) masih berkorban demi kebebasan di seluruh dunia.
Ya, telah ada sejumlah perbedaan antara Amerika dan Eropa. Tidak diragukan lagi, di masa depan perbedaan-perbedaan itu masih akan ada. Tetapi beban kita sebagai warga dunia terus mengikat kita bersama. Perubahan kepemimpinan di Washington tidak akan meringankan beban ini. Dalam abad baru ini, masyarakat Amerika dan Eropa akan dituntut untuk berbuat lebih banyak – bukan makin sedikit. Kemitraan dan kerjasama antar bangsa bukanlah sebuah pilihan; ini satu jalan, jalan satu-satunya, untuk melindungi keamanan bersama dan memajukan kemanusiaan kita bersama.
Itulah mengapa bahaya terbesar dari semuanya adalah membiarkan dinding-dinding baru memisahkan kita satu dari yang lain.
Dinding-dinding antara aliansi lama di kedua sisi Atlantik tidak boleh berdiri kokoh. Dinding-dinding antara negara-negara kaya dan miskin tidak boleh berdiri. Dinding-dinding di antara ras dan suku-suku; pendudak asli dan imigran; dinding-dinding antara orang Kristen, Islam dan Yahudi tidak boleh berdiri kokoh. Dinding-dinding ini haruslah kita runtuhkan.
Kita tahu dinding-dinding itu telah pada runtuh sebelumnya. Setelah perjuangan berabad-abad, masyarakat Eropa telah membentuk sebuah kesatuan (Uni) pengharapan dan kesejahteraan. Di sini, di dasar tiang yang dibangun untuk menandai kemenangan dalam perang, kita bertemu di tengah Eropa dalam keadaan damai. Dinding-dinding bukan hanya runtuh d Berlin, tetapi juga di Belfast, di mana orang-orang Protestan dan Katolik menemukan jalan untuk hidup bersama; di Balkan, di mana aliansi Atlantik kita mengakhiri berbagai perang dan membawa para penjahat perang ke pengadilan; dan di Afrika Selatan, di mana perjuangan orang-orang yang bersemangat tinggi mengalahkan apartheid.
Jadi sejarah mengingatkan kita bahwa dinding-dinding dapat diruntuhkan. Akan tetapi tugas kita tidak pernah mudah. Kemitraan yang sungguh-sungguh dan kemajuan yang sungguh-sungguh menuntut kerja dan pengorbanan yang terus-menerus. Mereka membutuhkan pembagian beban pembangunan dan diplomasi; kemajuan dan perdamaian. Mereka membutuhkan sekutu yang saling mendengar, saling belajar, dan – yang terpenting – saling percaya.
Itulah sebabnya Amerika tidak boleh berpaling ke dalam. Itulah sebabnya Eropa tidak boleh berpaling ke dalam. Amerika tidak memiliki mitra yang lebih baik dari Eropa. Sekaranglah waktunya membangun jembatan-jembatan baru di seluruh dunia, sekuat jembatan yang mengikat kita di Atlantik. Sekaranglah waktunya saling bahu membahu, melalui kerjasama yang terus menerus, institusi-institusi yang kuat, pengorbanan yang dipikul bersama, dan komitmen global akan kemajuan, untuk menghadapi tantangan – tantangan abad 21. Adalah semangat seperti ini yang memungkinkan pesawat-pesawat muncul di langit di atas kepala kita dalam suatu operasi udara besar-besaran, dan masyarakat berkumpul di mana kita berkumpul sekarang ini. Dan inilah saatnya bangsa kita – dan seluruh bangsa – membaharui semangat itu kembali.
Inilah saatnya kita mengalahkan teror dan mengeringkan sumur ekstrimisme yang mendukungnya. Ancaman ini nyata dan kita tidak boleh melarikan diri dari tanggung jawab untuk memeranginya. Apabila kita bisa menciptakan NATO untuk menghadang Uni Soviet, kita bisa membangun jaringan kemitraan global baru yang bisa mencomoti jaringan-jarngan yang telah menerjang Madrid dan Amman; London dan Bali; Washington dan New York. Apabila kita bisa memenangi peperangan ideologi melawan komunis, kita juga bisa bekerja sama dengan mayoritas besar masyarakat Muslim yang menolak ekstrimisme yang telah mendatangkan kebencian daripada pengharapan.
Inilah saatnya kita membaharui tekad untuk menghancurkan teroris yang mengancam keamanan kita di Afganistan, dan traficker yang menjual obat-obat terlarang di jalan-jalan di kota kita. Tidak ada seorang pun yang menghendaki perang. Saya memahami kesulitan-kesulitan di Afganistan. Akan tetapi negara saya dan negara Anda punya kepentingan memastikan bahwa misi pertama NATO di luar batas-batas benua Eropa merupakan keberhasilan. Untuk rakyat Afganistan, dan untuk keamanan kita bersama, kita harus berbuat. Amerika tidak bisa melakukan ini sendirian. Rakyat Afganistan membutuhkan tentara kami dan tentara Anda; dukungan kami dan dukungan Anda untuk mengalahkan Taliban dan Al Qaeda, untuk membangun ekomomi mereka, dan untuk membantu mereka membangun kembali bangsa mereka.
Kita memiliki kepentingan besar untuk tetap maju.
Inilah saatnya kita membaharui tujuan kita menciptakan dunia tanpa senjata nuklir. Kedua negara adidaya yang saling berhadapan di masa lalu dan melintasi tembok kota ini seringkali sudah berada pada jarak yang sangat dekat untuk menghancurkan apa yang telah kita bangun dan semua yang kita cintai. Dengan runtuhnya tembok itu, kita tidak bisa berpangku tangan dan melihat menyebarnya senjata atom yang mematikan itu. Inilah saatnya mengamankan bahan-bahan nuklir; menghentikan penyebaran senjata nuklir; dan mengurangi tumpukan persenjataan dari masa lalu. Inilah saatnya memulai usaha mencari perdamaian dunia tanpa senjata nuklir.
Inilah saatnya setiap bangsa di Eropa harus memiliki kesempatan menentukan masa depannya sendiri lepas dari bayang-bayang masa lalu. Di abad ini, kita memerlukan Uni Eropa yang kuat yang memperkuat keamanan dan kesejahteraan benua ini, sambil mengulurkan tangan untuk dunia luar. Dalam abad ini – di kota dari seluruh kota ini – kita harus menolak pola pikir Perang Dingin masa lalu, dan bertekad bekerja sama dengan Rusia bila memungkinkan, mempertahankan nilai-nilai yang kita miliki bisa dibutuhkan, dan mencari kemitraan yang menjangkau seluruh benua ini.
Inilah saatnya kita menciptakan kemakmuran yang telah dibuka oleh pasar terbuka, dan membagi keuntungan-keuntungan lebih merata. Perdagangan telah menjadi inti pertumbuhan kita dan pembangunan global. Akan tetapi kita tidak bisa mempertahankan pertumbuhan ini jika hanya menguntungkan segelenitir pihak, dan bukan mengungungkan banyak pihak. Bersama-sama, kita harus menciptakan perdagangan yang sungguh-sungguh memberikan nilai kepada karya yang menghasilkan kemakmuran, dengan perlindungan yang berarti bagi masyarakat dan planet kita. Inilah saatnya bagi perdagangan bebas dan adil bagi semua.
Inilah saatnya kita harus membantu menjawab imbauan kedatangan fajar baru bagi Timur Tengah. Negaraku harus berdiri bersama negara Anda dan Eropa untuk mengirim pesan kepada Iran untuk menghentikan ambisi-ambisi nuklirnya. Kita harus mendukung masyarakat Libanon yang telah bergerak maju dan berkorban untuk demokrasi, dan mendukung Israel dan Palestina yang ingin menggapai perdamaian abadi. Dan walaupun ada perbedaan-perbedaan di masa lalu, inilah saatnya dunia harus mendukung jutaan rakyat Irak yang ingin membangun kembali negeri mereka, bahkan ketika kita mengembalikan tanggung jawab kepada pemerintah Irak dan akhirnya mengakhiri perang ini.
Inilah saatnya kita berusaha bersama menyelamatkan bumi kita. Mari membulatkan tekad untuk tidak meninggalkan kepada anak-anak kita bumi yang permukaan lautnya naik, bumi yang diisi dengan kelaparan dan badai-badai dahsyat. Mari membulatkan tekad bahwa semua bangsa – termasuk bangsa saya – akan bertindak dengan sungguh-sungguh – sama seperti yang telah dilakukan oleh bangsa Anda – untuk mengurangi karbon yang kita buang ke atmsofir. Inilah saatnya kita mengembalikan masa depan kepada anak-anak kita. Inilah saatnya kita berdiri sebagai sebuah kesatuan.
Dan inilah saatnya kita harus memberikan pengharapan kepada pihak-pihak yang tertinggal dalam dunia yang telah mengglobal. Kita harus ingat bahwa Perang Dingin yang lahir dari kota ini bukanlah peperangan untuk merebut tanah atau harta karun. Enam puluh tahun lalu, pesawat-pesawat yang terbang di atas kota Berlin tidak menjatuhkan bom-bom; alih-alih, pesawat-pesawat itu menjatuhkan bahan makanan, dan batubara, dan permen untuk anak-anak yang bersuka ria dan berterima kasih. Dan dalam peragaan kesetiakawanan itu, pilot-pilot itu memenangi lebih dari suatu kemenangan militer. Mereka memenangi hati dan pikiran; cinta dan kesetiaan dan kepercayaan – bukan hanya dari masyarakat kota ini, tetapi dari semua yang mendengar kisah karya mereka di sini.
Sekarang dunia akan melihat dan mengingat apa yang kita lakukan di sini – apa yang kita lakukan dengan momen ini. Akankah kita mengulurkan tangan kepada semua orang di sudut-sudut dunia yang dilupakan yang mendambakan kehidupan yang bermartabat dan berpengharapan, kehidupan yang aman dan berkeadilan? Akankah kita mengentaskan anak-anak Bangladesh dari kemiskinan, memberikan tempat berteduh bagi para pengungsi di Chad, dan melenyapkan penderitaan AIDS di zaman ini?
Akankah kita memperjuangkan hak-hak azasi manusia untuk para disiden di Burma, para blogger di Iran, atau para pemilih di Zimbabwe? Akankah kita memberikan arti kepada kata-kata “takkan pernah lagi” di Darfur?
Akankah kita menerima kenyataan bahwa tidak ada contoh yang lebih nyata daripada apa yang dilakukan oleh masing-masing bangsa kita kepada dunia? Akankah kita menolak penyiksaan dan patuh kepada aturan hukum (rule of law) ? Akankah kita menerima imigran dari daerah-daerah yang berbeda, dan menghindari diskriminasi terhadap orang-orang yang tidak serupa dengan kita atau tidak sekeyakinan dengan kita, dan memegang janji untuk memperlakukan sama dan memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat kita ?
Masyarakat Berlin – masyarakat dunia – inilah momen kita. Inilah waktu kita.
Saya maklum negara saya belum sempurna. Sesekali, kami sulit menepati janji memberikan kebebasan dan kesamaan bagi seluruh masyarakat kami. Kami telah melakukan kesalahan-kesalahan, dan ada kalanya aksi-aksi kami di berbagai belahan dunia tidaklah terwujud seperti niat terbaik kami.
Akan tetapi saya juga tahu betapa saya mencintai Amerika. Saya tahu bahwa selama lebih dari dua abad, kami telah berjuang habis-habisan – dengan biaya yang mahal dan pengorbanan yang besar – untuk membentuk kesatuan yang lebih sempurna; untuk mencari – bersama dengan bangsa-bangsa lain – dunia yang lebih berpengharapan. Kiblat kami tidak pernah ke arah sebuah suku atau kerajaan tertentu – bahkan sesungguhnya setiap bahasa dipakai di negara kami; setiap kebudayaan telah meninggalkan jejaknya pada bangsa kami; setiap pandangan diungkapkan di setiap alun-alun kota kami. Apa yang telah menyatukan kami – apa yang telah mendorong masyarakat kami; apa yang menggiring ayah saya ke pantai-pantai Amerika – adalah sehimpunan ideal yang menjadi aspirasi yang didambakan
oleh semua orang: bahwa kami bisa hidup bebas dari ketakutan dan bebas dari kekurangan; bahwa kami bisa menyampaikan pendapat secara bebas dan berkumpul dengan siapa saja yang kami mau dan melaksanakan kebaktian menurut keyakinan kami masing-masing secara bebas.
Ada aspirasi-aspirasi yang menghubungkan nasib semua bangsa di kota ini. Aspirasi-aspirasi ini lebih besar dari hal lain yang memisahkan kita. Karena aspirasi inilah operasi udara besar-besaran itu dimulai. Karena aspirasi inilah maka semua masyarakat bebas – di mana saja – menjadi warga Berlin. Adalah untuk mengejar aspirasi inilah maka generasi baru – generasi kita – harus membuat tanda (mark) kita untuk dunia.
Masyarakat Berlin – dan masyarakat dunia – skala tantangan kita sungguh besar. Jalan di depan kita akan panjang. Akan tetapi saya berdiri di hadapan Anda untuk mengatakan bahwa kita adalah pewaris perjuangan kebebasan. Kita adalah orang-orang dengan pengaharapan yang tak biasa. Dengan tatapan mata ke masa depan, dengan tekad kuat di hati kita, mari kita mengingat sejarah ini, dan menjawan nasib kita, dan memperbaharui dunia sekali lagi. (*eh*) (Sumber: huffingtonpost.com)
READ MORE - Terjemahan Transkrip Pidato Obama di Berlin

I Have A Dream by Martin Luther King

Oleh: Martin Luther King Jr.
Seratus tahun yang lalu, seorang Amerika yang hebat, yang di bawah bayangan simbolisnya kita berdiri menandatangani Proklamasi Emansipasi. Pernyataan bersejarah ini datang sebagai cahaya mercu suar harapan kepada jutaan budak orang Negro yang telah gosong oleh api ketidakadilan yang menghinakan. Pernyataan itu datang sebagai fajar sukacita yang mengakhiri malam panjang penawanan.
Namun seratus tahun kemudian, kita harus menghadapi fakta tragis bahwa orang-orang Negro masih belum merdeka. Seratus tahun kemudian, kehidupan orang-orang Negro masih saja dilumpuhkan oleh borgol pemisah-misahan serta rantai diskriminasi. Seratus tahun kemudian, orang-orang Negro tinggal di sebuah pulau kemiskinan yang sepi di tengah lautan kemakmuran materi yang luas.
Seratus tahun kemudian, orang-orang Negro masih saja merana di pojok-pojok komunitas Amerika dan mendapati dirinya sebagai seorang terasing di tanahnya sendiri. Jadi kita datang ke sini hari ini untuk menampilkan sebuah kondisi yang memilukan. Dalam artian kita telah datang ke ibu kota negara kita untuk menguangkan selembar cek. Ketika para arsitek republik kita merumuskan kata-kata dari Undang-Undang [Konstitusi] dan deklarasi Kemerdekaan, mereka mendadatangani sebuah surat yang berisi perjanjian yang padanya setiap orang Amerika menjadi pewaris.
Surat ini merupakan sebuah perjanjian bahwa semua orang akan dijamin hak-hak kehidupan, kebebasan, serta pencarian kebahagiaannya yang tak dapat disangkal. Hari ini nyata bahwa Amerika telah gagal berkenaan dengan surat perjanjian ini sejauh terkait dengan warna kulit warga negaranya. Ketimbang menghormati kewajiban suci ini, Amerika telah memberikan cek kosong yang telah dikembalikan bertuliskan “dana tidak cukup.”
Tetapi kita menolak untuk percaya bahwa bank keadilan telah bangkrut. Kita menolak untuk percaya bahwa tidak ada cukup dana dalam lubang besar peluang bangsa ini. Jadi kita datang untuk menguangkan cek ini––cek yang akan memberikan kepada kita berdasarkan tuntutan kekayaan kebebasan dan keamanan keadilan. Kita juga datang ke tempat suci ini untuk mengingatkan Amerika mengenai kemendesakan [urgensi] yang sengit dari kata sekarang.
Ini bukanlah waktunya untuk terlibat dalam kemewahan dari penenangan atau meminum obat penenang dari faham ingin bertahap [gradualism]. Sekarang adalah saatnya untuk bangkit dari lembah pemisah-misahan yang gelap dan terkurung menuju jalan terang keadilan rasial. Sekarang adalah saatnya untuk membuka pintu kesempatan kepada seluruh anak-anak Allah.
Sekarang adalah saatnya untuk mengangkat bangsa kita dari pasir apung [perangkap bahaya] ketidakadilan rasial menuju batu padat persaudaraan. Akan fatal bagi bangsa ini bila tidak melihat mendesaknya saat ini dan mengangap remeh kebulatan tekad orang-orang Negro. Musim panas memanggang dari ketidakpuasan yang wajar dari orang-orang Negro tidak akan berlalu sampai adanya musim gugur kebebasan dan kesetaraan yang menyegarkan.
Tahun sembilan belas enam tiga bukanlah akhir, melainkan awal. Mereka yang mengharapkan bahwa orang-orang Negro perlu menghembuskan uap dan sekarang akan puas akan merasakan permulaan yang kasar jika bangsa ini kembali kepada urusannya seperti biasa. Tidak akan ada kedamaian dan ketenangan di Amerika sampai orang-orang Negro dianugerahi hak-hak kewarganegaraannya. Badai pemberontakan akan terus mengguncang landasan bangsa kita sampai hari cerah keadilan tiba.
Tetapi ada satu yang harus saya katakana kepada orang-orang saya yang berdiri di ambang pintu hangat yang menuju ke istana keadilan. Dalam poses perolehan tempat kita yang sejajar kita tidak boleh merasa bersalah dari perbuatan keliru. Mari kita berusaha untuk tidak memuaskan dahaga kita akan kebebasan dari cangkir kegeraman dan kebencian.
Kita selamanya harus melancarkan perjuangan kita di atas pesawat kehormatan dan disiplin yang tinggi. Kita tidak boleh membiarkan protes kreatif kita untuk turun menuju kekerasan fisik. Sekali lagi dan lagi kita harus bangkit menuju ketinggian agung melawan kekatan fisik dengan kekuatan jiwa.
Militansi baru yang menakjubkan yang telah melanda masyarakat Negro tidak boleh membawa kita untuk tidak memercayai seluruh orang-orang kulit putih, karena banyak dari saudara-saudara kita orang kulit putih, sebagaimana dibuktikan oleh kehadiran mereka di sini pada hari ini, telah menyadari bahwa nasib mereka terkait dengan nasib kita serta kebebasan mereka terikat secara tak terpisahkan pada kebebasan kita.
Kita tidak dapat berjalan sendiri. Dan sewaktu kita berjalan, kita harus berikrar bahwa kita akan maju terus. Kita tidak boleh mundur. Ada mereka yang bertanya kepada para penganut hak-hak sipil, “Kapan Anda akan merasa puas?” Kita tidak akan pernah puas selama tubuh kita, yang diberatkan oleh keletihan dalam perjalanan, tidak mendapatkan kamar di motel-motel di jalan raya dan hotel-hotel di kota.
Kita tidak dapat dipuaskan sejauh mobilitas mendasar orang-orang Negro adalah dari kelompok pinggiran yang kecil ke kelompok pinggiran yang lebih besar. Kita tidak dapat dipuaskan sejauh orang negro di Mississippi tidak dapat memilih [memberikan suara dalam pemilu] dan orang Negro di New York merasa bahwa dia tidak pempunyai apa-apa untuk dipilih. Tidak, tidak, kita tidak puas, dan kita tidak akan puas sampai keadilan mengalir turun bagaikan air dan kesalehan bagaikan aliran air yang besar.
Saya bukan tidak peduli bahwa beberapa dari Anda telah datang ke sini dari cobaan dan penderitaan yang hebat. Beberapa dari Anda datang barusan dari sel-sel yang sempit. Beberapa dari Anda datang dari kawasan di mana tuntutan Anda akan kebebasan meninggalkan Anda dikalahkan oleh badai penganiayaan dan diceraiberaikan oleh angin kebrutalan polisi. Anda telah menjadi veteran dari penderitaan yang diciptakan. Teruslah bekerja dengan keyakinan bahwa penderitaan yang tidak diinginkan akan mendatangkan penebusan. Kembalilah ke Mississippi, kembalilah ke Alabama, kembalilah ke Georgia, kembalilah ke Louisiana, kembalilah ke daerah kumuh dan daerah pinggiran di kota-kota kita bagian utara, dengan mengetahui bahwa entah bagaimana siatuasi ini dapat dan akan berubah. Janganlah kita terbenam dalam lembah keputusasaan.
Saya berkata kepada Anda pada hari ini, sahabat-sahabat saya, bahwa di balik kesulitan dan frustrasi saat ini, saya masih memiliki impian. Itu adalah impian yang mengakar secara mendalam pada impian orang Amerika. Saya memiliki impian bahwa suatu hari bangsa ini akan bangkit dan menjalankan makna sebenarnya dari pernyataan ikrarnya: “Kami berpegang pada kebenaran ini untuk menjadi kenyataan sendiri: bahwa semua manusia diciptakan setara.”
Saya memiliki impian bahwa suatu hari di bukit-bukit merah Georgia, para putra mantan budak dan para putra mantan pemilik budak akan dapat duduk bersama di meja persaudaraan.
Saya memiliki impian bahwa suatu hari bahkan negara bagian Mississippi, negara bagian gurun pasir, yang dipanggang oleh panasnya ketidakadilan dan penindasan, akan berubah menjadi oase kebebasan dan keadilan.
Saya memiliki impian bahwa keempat anak saya akan hidup di negara di mana mereka tidak akan dihakimi menurut warna kulit mereka tetapi menurut isi dari watak mereka.
Saya memiliki impian hari ini. Saya memiliki impian bahwa negara bagian Alabama, yang bibir gubernurnya sekarang ini dibasahi oleh perkataan menyela dan peniadaan, akan berubah menjadi situasi di mana anak-anak kecil lelaki dan perempuan kulit hitam akan dapat bergandeng tangan dengan anak-anak kecil lelaki dan perempuan kulit putih dan berjalan bersama sebagai saudara laki-laki dan saudara perempuan.
Saya meiliki impian hari ini. Saya memiliki impian bahwa setiap lembah akan ditinggikan, setiap bukit dan gunung akan direndahkan, tempat-tempat yang bergelombang akan diratakan, serta tempat-tempat yang berliku-liku akan diluruskan, dan kemuliaan Tuhan akan disingkapkan, dan seluruh daging akan melihatnya bersama.
Inilah harapan kita. Ini adalah keyakinan yang dengannya saya akan kembali ke Selatan, dengan keyakinan ini kita akan mampu meratakan gunung keputusasaan dengan batu pengharapan. Dengan keyakinan ini kita akan mampu mengubah dentingan sumbang bangsa kita menjadi simfoni persaudaraan.
Dengan keyakinan ini kita akan mampu bekerja bersama, berdoa bersama, berjuang bersama, masuk penjara bersama, berdiri bagi kebebasan bersama, dengan mengetahui bahwa kita akan dibebaskan pada suatu hari. Ini akan menjadi hari ketika semua anak-anak Allah akan mampu bernyanyi dengan makna baru, “Negeriku, untukmu, tanah kebebasan nan manis, untukmu aku bernyanyi. Tanah di mana ayahku mati, tanah kebanggan para pengembara, dari setiap lereng gunung, biarlah kebebasan berdering.”
Dan jika Amerika mau menjadi negara besar ini harus terjadi. Maka biarlah kebebasan berdering dari puncak bukit-bukit raksasa New Hampshire.
Biarlah kebebasan berdering dari gunung-gunung besar New York.
Biarlah kebebasan berdering dari sungai besar Allegheny Pennsylvania!.
Biarlah kebebasan berdering dari bebatuan bertutup salju di Colorado!
Biarlah kebebasan berdering dari puncak-puncak melengkung di California! Tetapi bukan hanya itu;
biarlah kebebasan berdering dari Gunung Batu di Georgia!
Biarlah kebebasan berdering dari Gunung Penjaga di Tennessee!
Biarlah kebebasan berdering dari tiap bukit dan gundukan tanah di Mississippi.
Dari setiap lereng gunung, biarlah kebebasan berdering. Ketika kita membiarkan kebebasan berdering, ketika kita membiarkannya berdering dari setiap desa dan setiap dusun, dari setiap negara bagian dan setiap kota, kita akan mampu mempercepat hari itu ketika seluruh anak-anak Allah, orang kulit hitam dan orang kulit putih, orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, Protestan dan Katolik, akan mampu bergandeng tangan dan menyanyikan kata-kata lagu rohani kuno orang Negro, “Akhirnya bebas! Akhirnya bebas! Terima kasih Allah Mahakuasa, kami akhirnya bebas!

Ukuran akhir seorang manusia bukanlah di tempat dia berdiri di saat-saat nyaman dan kemudahan, tetapi di mana dia berdiri pada masa-masa tantangan dan kontroversi. Teman sesama yang sejati akan mempertaruhkan posisinya, prestisinya dan bahkan hidupnya bagi kesejahteraan orang lain. Di lembah bahaya dan jalan yang mengancam, dia akan mengangkat beberapa saudara yang terluka dan terpukul ke kehidupan yang lebih tinggi dan mulia. Dr. Marthin Luther King, Jr, “On BeingA Good Neighbor in Strength to Love, 1963
*Pidato M. L. King Jr. yang disampaikan di tangga Lincoln Memorial di Washington D.C. pada tanggal 28 Agustus 1963. Terjemahan diusahakan Fofou’sö buat pengunjung Situs Yaahowu.

sumber:http://niasonline.net/2007/08/30/i-have-a-dream-terjemahan/
READ MORE - I Have A Dream by Martin Luther King

Sabtu, 03 Maret 2012

Monalisa Ternya adalah Seorang Laki-Laki !

Pecinta seni selama berabad-abat terus berdebat soal senyum di wajah perempuan lukisan Leonardo da Vinci, Mona Lisa. Muncul dugaan tokoh lukisan itu adalah pria.





Seorang ahli sejarah mengklaim model dalam karya Leonardo da Vinci adalah pria yang gemar merenung bernama Gian Giacomo Caprotti. Hidung dan mulut Caprotti memiliki kesamaan mencolok dengan Mona Lisa. Caprotti dikenal pula bernama Salai.


Silvana Vinceti, peneliti yang menganalisis lukisan menggunakan teknik pembesaran gambar mengklaim tanda ‘S’ di mata model menjadi penanda untuk Salai. Beberapa karya Leonardo seperti St John the Baptist dan Angel Incarnate berdasarkan keberadaan Salai.


Vinceti, presiden Komite Nasional Warisan Budaya Italia, mengatakan lukisan itu menggambarkan pria muda yang langsing, tampak seperti perempuan, berambut ikal pirang dan panjang serta raut wajah mirip Mona Lisa.


“Salai adalah model favorit Leonardo. Sebab itulah Leonardo memasukkan karakteristik Salai dalam versi terakhir Mona Lisa.”


Salai magang di tempat Leonardo da Vinci selama lebih dari dua dekade sejak 1490. Bahkan, dikabarkan keduanya menjalin cinta. Sebelumnya, beberapa ahli mengklaim lukisan Leonardo yang menakjubkan ini merupakan potret diri.

READ MORE - Monalisa Ternya adalah Seorang Laki-Laki !

10 Monster yang Sudah Punah (Untung Sudah Punah)

kebayang gak klo sekarang kita masih hidup sama monster2 prasejarah dijamin ngeri abis, nah untungnya kan sekarang udah punah tuh monster. pengen tau monster2 purba apa aja yang bisa bikin merinding di darat n laut

1.


cekidot
Megalodon
gambar




Megalodon adalah sebuah spesies ikan hiu purba raksasa. Hidup sekitar 20 hingga 1,2 juta tahun lalu, hiu ini berukuran lebih besar dari sebuah kapal pesiar. Namanya sendiri berarti “gigi yang besar”. Hewan ini termasuk jenis hiu perairan dalam yang jarang naik ke permukaan kecuali untuk mencari mangsa. Isu yang tersebar, meski hiu ini belum pernah ditemukan dalam keadaan hidup, banyak di antara kalangan ilmuwan berpendapat bahwa hiu ini masih hidup, dan termasuk fosil hidup. Keturunan dekat hiu ini adalah hiu putih.


2.


Pliosaurus
gambar




Pliosaurus termasuk genus dari reptil laut yang telah punah. Termasuk dalam keluarga Pliosauridae. Merupakan predator yang sangat besar dengan makanan utamanya adalah ikan, cumi-cumi dan reptil laut lainnya.
Pliosaurs menghantui lautan di dunia, menyerang dengan kekuatan dan kecepatan intens. Leher pendek dan rahang besar, mereka layaknya mesin pembunuh. Kerangka Pliosaur terbesar dengan panjang yang luar biasa, yaitu 52 meter, dengan total panjang kepala hampir 8 kaki.


3.


Gigantopithecus
gambar




Gigantopithecus yang menakutkan dapat berdiri tegak dan mengaum keras. Mereka adalah kera terbesar yang pernah ada. Gigantopithecus membuat rumahnya di hutan kaki bukit pegunungan China. Gigantopithecus hidup di pegunungan di China. Gigantopithecus hidup pada akhir periode Tersier sampai awal periode Kuarter. Diperkirakan Gigantopithecus memiliki tinggi sekitar 3 meter. Gigantopithecus memakan bambu dan tanaman lain.
Gigantopithecus ditemukan pertama kali tahun 1935, ketika seorang paleontolog Jerman menemukan fosil gigi yang dijual di toko obat China. Ia tahu bahwa gigi itu berasal dari primata yang belum teridentifikasi. Ada teori bahwa Gigantopithecus ini masih hidup sampai sekarang. Beberapa orang percaya bahwa hewan ini adalah yeti atau manusia salju yang katanya hidup di Himalaya.


4.


Helicoprion
gambar




Helicoprion merupakan jenis dari hiu yang hidup sekitar 300 tahun yang lalu. Berbeda dengan hiu modern, hiu ini memiliki gigi berbentuk lingkaran yang mengingatkan pada gergaji bulat.
Tidak ada lokasi yang pasti dari “gigi-bulat” itu, mengingat bahwa “gigi-bulat” tersebut merupakan satu-satunya fosil yang dikenali. Berdasarkan rekonstruksi dari para ahli, sampai saat ini disimpulkan bahwa “gigi-bulat” tersebut terletak di bagian depan rahang bawah, yang berfungsi untuk menggali.
Salah satu hipotesis menyebutkan bahwa gigi tersebut berfungsi untuk menjebol cangkang dari kerang yang merupakan salah satu makanannya. Selain itu, ada pula hipotesis yang menyebutkan bahwa hiu ini sering berenang ke arah kumpulan ikan, dan menjebak mereka di rahang-rahangnya yang tajam.


5.


Gastornis
gambar




Gastornis yang berarti “burung Gaston” merupakan salah satu jenis burung yang tidak dapat terbang yang telah punah. Sebelum ditemukan fosilnya, burung ini dikenal dengan sebutan Diatryma.
Gastornis memiliki paruh yang sangat mengagumkan . Berukuran besar dengan bentuk yang sedikit bengkok ke atas. Paruh tersebut dapat dijadikan bukti bahwa burung ini termasuk ke dalam golongan karnivora. Selain itu, kaki nya yang besar dapat dimasukkan sebagai bukti lainnya.


6.


Dunkleosteus
gambar




Tidak seperti hiu, yang telah bertahan selama lebih dari 400 juta tahun, Dunkleosteus memiliki jangka pendek dari 50 juta tahun. Mereka dapat mencapai ukuran tubuh hingga panjang 30 kaki dan beratnya lebih dari 4 ton.
Karena tubuhnya yang secara alami terbentuk seperti lapisan baja, hewan ini dapat dikategorikan sebagai hewan yang bergerak relatif lambat. Hewan ini dianggap hanya berdiam di bagian dasar dari lautan.
Selain gigi, bagian rahang depan dari hewan ini berbentuk seperti paruh yang sangat tajam. Hewan ini merupakan hewan yang memiliki gigitan paling kuat selain Pliocene shark Megalodon.


7.

Spoiler for cekidot:
Titanboa
gambar



Titanboa merupakan jenis ular yang hidup sekitar 58-60 juta tahun yang lalu. Para ahli menyimpulkan bahwa ukuran tubuh ular ini sangat luar biasa, dengan panjang maksimal 12-15 meter, dengan berat 1135 kg, dan diameter sekitar 1 meter.


8.


Orthocone
gambar




Sekitar 460 tahun yang lalu, orthocone adalah hewan terbesar yang ada di bumi dan merupakan predator yang terganas yang ada. Hewan ini hidup dengan cangkang konus yang sangat panjang (kira2 11 m). Tanpa sirip ataupun ekor.
Orthocone bergerak dengan cara mendorong air ke arah berlawanan dengan arah yang ingin dituju. Pergerakan vertikal dilakukan dengan mengontrol jumlah air laut yang ada di dalam cangkang.
Makanan dari hewan ini adalah beberapa anthropoda, seperti sea scorpion.


9.


Sabertooth
gambar




Sabertooth hidup beberapa juta tahun yang lalu saat bumi masih diselumuti es tebal pada Ice Age. Jenis sabertooth terbesar adalah Smilodon, yang berukuran sedikit lebih kecil dari panther akan tetapi memiliki bobot yang lebih berat yaitu 440 lbs. Beberapa Sabertooth bahkan dapat tumbuh hingga mencapai panjang 15 kaki. Makanan utama hewan ini adalah mamoth, antelop, rusa, dan kerbau.
Hal yang paling menakutkan dari hewan ini adalah taringnya yang sangat panjang yang dapat mencapai 28 cm. Beberapa ahli berpendapat bahwa kekuatan utama dari hewan ini bukan tertelak pada gaya gigitannya, akan tetapi pada kekuatan otot leher untuk mencabik mangsa dengan menancapkan taringnya pada mangsa tersebut. Sabertooth dapat membuka rahangnya hingga membentuk sudut 120 derajat. Jauh lebih besar daripada singa yang hanya 65 derajat.


10.

cekidot
SuperCroc (Sarcosuchus)
gambar



SuperCroc merupakan jenis buaya yang hidup 112 juta tahun yang lalu. Merupakan salah salah satu jenis buaya terbesar yang pernah ada. Memiliki panjang tubuh sekitar 12 meter dengan berat kira-kira 8-10 ton. Berdasarkan bukti fosil meunjukkan bahwa hewan ini hidup di daerah afrika yang pada zaman itu masih berupa dataran tropis.
Mata dari hewan ini dapat berputar ke atas dan memiliki fungsi sebagai teleskop. Para ahli berpendapat bahwa hewan ini menghabiskan banyak waktunya untuk bersembunyi di air untuk menunggu manganya.
Giginya yang tajam dan kuat berfungsi untuk mencengkram dan menghancurkan mangsa.


FOSIL-FOSIL
buat yg ga percaya klo ini makhluk pernah merajai bumi nih ane kasih fosilnya


fosil megalodon




fosil pliosaurus




fosil gigantopithecus




fosil helicoprion




fosil gastornis



fosil dunkleostus




fosil titanboa




fosil orthocone




fosil sabertooth




fosil supercroc



semoga bermanfaat...
READ MORE - 10 Monster yang Sudah Punah (Untung Sudah Punah)
 

Sample Text

NikiComic